Sabtu, 14 April 2012

ketahanan sosial

engertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Dalam perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
Kondisi atau situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-ubah tidak statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu ketahanan nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat dinamika pada ketahanan nasional.
Kata ketahanan nasional telah sering kita dengar disurat kabar atau sumber-sumber lainnya. Mungkin juga kita sudah memperoleh gambarannya.
Untuk mengetahui ketahanan nasional, sebelumnya kita sudah tau arti dari wawasan nusantara. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa, yang didalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional.
Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang langsung atau tidak langsung akan membahayakan kesatuan, keberadaan, serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bisa jadi ancaman-ancaman tersebut dari dalam ataupun dari luar.


BAB II.
KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

1. Perkembangan Ketahanan Nasional
Dewasa ini istilah ketahanan nasional sudah dikenal diseluruh Indonesia. Dapat dikatakan bahwa istilah itu telah menjadi milik nasianal. Ketahanan Nasional baru dikenal sejak permulaan tahun 60 an. Pada saat itu istilah itu belum diberi devenisi tertentu. Disamping itu belum pula disusun konsepsi yang lengkap menyeluruh tentang ketahanan nasional. Istilah ketahanan nasional pada waktu itu dipakai dalam rangka pembahasan masalah pembinaan ter itorial atau masalah pertahanan keamanan pada umumnya.
Walaupun banyak instansi maupun perorangan pada waktu itu menggunakan istilah ketahanan nasional, namun lembaga yang secara serius dan terus-menerus mempelajari dan membahas masalah ketahanan nasional adalah lembaga pertahanan nasional atau lemhanas. Sejak Lemhanas didirikan pada tahun 1965, maka masalah ketahanan nasional selalu memperoleh perhatian yang besar.
Sejak mulai dengan membahas masalah ketahanan nasional sampai sekarang, telah dihasilkan tiga konsepsi.Pengertian atau devenisi pertama Lemhanas, yang disebut dalam konsep 1968 adalah sebagai berikut :
Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan kita dalam menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara dan bangsa Indonesia.
Pengertian kedua dari Lemhanas yang disebut dalam ketahanan nasional konsepsi tahun 1969 merupakan penyempurnaan dari konspsi pertama yaitu :
Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan untuk memperkembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala ancaman baik yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara Indonesia.
Ketahanan nasional merupakan kodisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguahan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,didalam menghadapi didalam menghadapi dan mengisi segala tantangan, ancaman ,hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,identitas , kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar perjuangan nasional.
Apabila kita bandingkan dengan yang terdahulu, maka akan tampak perbedaan antara lain seperti berikut :
a. Perumusan 1972 bersifat universal, dalam arti bahwa rumusan tersebut dapat diterapkan dinegara-negara lain, terutama di Negara-negara yang sedang berkembang.
b. Tidak lagi diusahakan adanya suatu devenisi, sebagai gantinya dirumuskan apa yang dimaksud kan dengan istilah ketahanan nasional.
c. Jika dahulu ketahanan nasional di identikkan dengan keuletan dan daya tahan , maka ketahanan nasional merupakan suatu kondisi dinamis yang berisikan keuletan dan ketangguhan, yang berarti bahwa kondisi itu dapat berubah.
d. Secara lengkap dicantumkan tantangan, ancaman , hambatan, serta ganguan.
e. Kelangsungan hidup lebih diperinci menjadi integritas, identitas, dan kelangsungan hidup.
Dalam pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia Jendral Suharto di depan siding DPR tanggal 16 Agustus 1975, dikatakan bahwa ketahanan nsional adalah tingkat keadaan dan keuletan dan ketangguhan bahwa Indonesia dalam menghimpun dan mengarahkan kesungguhan kemampuan nasional yang ada sehingga merupakan kekuatan nasional yang mampu dan sanggup menghadapi setiap ancaman d an tantangan terhadap keutuhanan maupun kepribadian bangsa dan mempertahankan kehidupan dabn kelangsungan cita-citanya.
Karena keadaan selalu berkembang serta bahaya dan tantangan selalu berubah, maka ketahanan nasional itu juga harus dikembangkan dan dibina agar memadai dengan perkembangan keadaan. Karena itu ketahanan nasional itu bersift dinamis, bukan statis.
Ikhtiar untuk mewujudkan ketahanan nasional yang kokoh ini bukanlah hl baru bagi kita. Tetapiu pembinaan dan peningkatannya sesuai dengan kebutuhan kemampuan dan fasililitas yang tersedi pula.
Pembinaan ketahanan nasional kita dilakukan dipelgai bidang : ideology , poluitik, ekonomi , sosial budaya dan hankam, baik secara serempak maupun menurut prioritas kebutuhan kita.
2. Perwujudan Ketahanan Nasional Indonesia dalan Trigarta
Untuk memberi gambaran umum tentang Indonesia, marilah kita membahasas dahulu dar segi aspek-aspek alamiah atau Trigatra dengan mulai meninjau :
a. Aspek lokasi dan posisi Geografis Wilayah Indonesia
Jikalau kita melihat letak geografis wilayah Indonesia dalam peta dunia, maka akan nampak jelas bahwa wilayah Negara tersebut merupakan suatu kepulauan, yang menurut wujud kedalam, terdiri dari daerah air dengan ribuan pulau-pulau didalamnya. Yang dalam bahasa asing bisa disebut sebagai suatu archipelago kelvar, kepulauan itu merupakan suatu archipelago yang terletak antara benua Asia disebelah utara dan benua Australia disebelah selatan serta samudra Indonesia disebelah barat dan samudra pasifik disebelah timr.
Berhubungan letak geografis antara dua benua dan samudra yang penting itu, maka dikatakan bahwa Indonesia mempunyai suatu kedudukan geograpis ditengah tengah jalan lalu lintas silang dunia. Karena kedudukannya yagn strategis itu, dipandang dari tiga segi kesejahtraan dibidang politik, ekonomi dan sosial budaya Indonesia telah banyak mengalami pertemuan dengan pengaruh pihak asing (akulturasi).
Menurut catatan Indonesia terdiri dari wilayah lautan dengan 13.667 pulau besar dan kecil, diperkirakan 3.000 pulau diantaranya yang dialami penduduk.
Luas pulau-pulau diperkirakn 735.000 mil persegi, sedangkn luas perairannya ditaksir 3 sampai 4 kali luas tanah (pulau-pulau). Jarak antara ujung barat sampai ujung timur adalah kira-kira 3.200 mil, secara geografis kepulauan Indonesia dapat dibagi 4 kelompok pulau-pulau ialah :

diposkan oleh penggemar seo

cita cita saya

cita cita saya inginkan  adalah menjadi orang yang sukses dalam bidang kuliah maupun bidang dunia pekerjaan
dan bsa membahagiakan orang tua di dalam bidang kuliah saya mau sukses dan lulus tepat waktu dan selanjutnya saya mau melanjutkan untuk bekerja dahulu yang saya inginkan yaitu menjadi pegawai negri sipil atau PNS sama orang tua saya saat ini bekerja sebagai PNS .

disebuah perkantoran di jakarta untuk melakukan semua itu saya harus bekerja keras dan selalu ingat kepada
allah s.w.t beribadah kepadanya untuk mendapatkan apa yang kita mau dan tidak ada yang bisa selain itu
dan berusaha untuk mendapatkan itu semua. dan tetap semangat dan jangan mudah menyerah juga dalam
melakukan hal yang kita mau

dan itulah semua syarat yang harus kita lakukan untuk melakukan hal-hal yang kita inginkan untuk mendapatkan hal-hal yang positif dan sukses dalam berbagai hal entah itu dalam bidang kita kuliah saat
ini atau dalam bidang dunia pekerjaan saat ini memang tidak mudah untuk mendapatkannya tetapi apabila
kita mau dan berusaha pasti kita bisa.

Selasa, 03 April 2012

Presiden yang tidak lebay

Menjelang HUT RI ke 67 di era reformasi dan globalisasi yang dihadapi bangsa Indonesia ini, sangat diperlukan seorang pemimpin yang sesungguhnya pemimipin. Yaitu pemimpin/presiden yang dapat mengelola dirinya sendiri, kelompok & lingkungannya.
Presiden imipan rakyat Indonesia masa depan adalah seseorang yang mampu membuka kesempatan untuk bagi siapa pun untuk muncul ke pentas nasional. Ia menghapus kendala budaya yang ada seperti paternalistik, feodalisme, dan mental abdi dalam dari setiap individu anak bangsa. Sebagai pemimpin imipian rakyat Indonesia masa depan harus mampu menjadi sosok yang berani menghadapi tantangan dan resiko kepada kader-kadernya. Sebab, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang menjadi sekolah bagi pemimpin generasi selanjutnya.
Berikut 12 kriteria yang dibutuhkan oleh seorang presiden impian rakyat Indonesia masa depan:
1. Integritas
Integritas adalah melakukan sesuatu hal apapun sesuai dengan apa yang kita katakan dengan apa yang telah kita lakukan atau penepatan janji-janji yang telah diucapakan. Dengan integritas yang tinggi, maka seorang presiden akan mendapat kepercayaan dari segenap rakyatnya. Integritas membuat rakyat mengandalkan pemimipinnya. Satu hal yang membuat sebagian besar rakyat Indonesia enggan mengikuti pemimipinnya adalah bila mereka tak sepenuhnya merasa yakin bahwa pemimipin tersebut akan membawa mereka kepada tujuan yang telah dijanjikannya.
2. Jujur
Di Indonesia dari Sabang sampai Merauke sudah banyak dan mudah ditemukan orang-orang pintar dengan berbagi gelar-gelarnya. Namun, saat ini sulit ditemukan seseorang yang jujur di era reformasi dan globalisasi. Padahal sejatinya hal yang diimpikan rakyat Indonesia dari pemimipinnya adalah kejujurannya. Dengan kejujuran, rakyat dengan sendirinya akan selalu percaya kepada presidennya, hal tersebut akan berdampak positif bagi kemajuan bangsa dan negara.
3. Menyukai perubahan
Pemimpin adalah seorang yang mampu melihat adanya kebutuhan akan perubahan, bahkan ia bersedia untuk memicu perubahan itu, karena rakyat Indonesia lebih suka untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat adanya kebaikan di balik perubahan tersebut dan mengkomunikasikan dengan rakyatnya. Suatu negara tidak akan berkembang, jika tidak melakukan perubahan.
4. Berani menghadapi resiko
Kebanyakan presiden Indonesia sebelumnya, selalu menghindari resiko. Padahal, kapan pun kita mencoba sesuatu yang baru, kita harus siap menghadapi resiko. Keberanian untuk mengambil resiko adalah bagian dari pertumbuhan yang teramat penting. Para pemimpin harus dapat menghitung resiko dan keuntungan yang ada di balik resiko yang diambil. Serta mengkomunikasikan kepadarakyat dan melangkah pada hari esok yang lebih baik.
5. Ulet/pekerja keras
Pemimpin sejati adalah pemimpin yang tidak kenal lelah untuk bekerja keras hingga “titik darah penghabisan” layaknya seorang pejuang merebut kemerdekaan. Oleh karena itu, rakyat menginginkan seorang presiden yang tidak akan “istirahat” sebelum seluruh rakyatnya sejahtera.
6. Mobilisasi
Pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu menggerakkan seluruh rakyatnya untuk melangkah maju ke depan. Ia mampu mengajak rakyatnya keluar dari zona kenyamanan dan bergerak menuju tujuan yang telah dicita-citakan. Selain itu, ia harus mampu membangkitkan gairah, antusiasme, serta tindakan seluruh rakyatnya.
7. Berdedikasi dan berkomitmen
Rakyat Indonesia menginginkan seorang presiden yang lebih mencurahkan perhatian dan komit kepada kepentingan rakyatnya ketimbang diri mereka /kelompoknya sendiri. Rakyat akan mengikuti pemimpin yang senantiasa bekerja dan berdedikasi karena mereka melihat betapa pentingnya pencapaian tugas-tugas dan tujuan yang telahdijanjikan kepada rakyatnya.
8. Kesederhanaan
Presiden impian rakyat Indonesia adalah bagaimana seorang presiden itu dapat merasakan apa yang dirasakan oleh rakyatnya. Oleh karena itu, alangkah indahnya jika seorang pemimipin dapat hidup sederhana.Sebagai contoh, presiden Iran yaitu Ahmadinejad, merupakanpresidentermiskindengankekayaan dan propertinya terdiri dari sedan Peugeot 504 tahun 1977 dan sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Serta ia menolak berbagai fasilitas keistinaan yang ditawarkan kepadanya. Akan tetapi, dialah presiden yang paling kaya di dunia, yaitu kaya untuk "bercermin" alias introspeksi diri. Banyak rakyat di seluruh dunia menginginkan presiden di negaranyauntuk berprilaku sebagaimana Ahmadinejad. Dengan "meminjam" cerminnya untuk melihat diri mereka sendiri. Dan setelah bercemin kepada pribadi presiden tersebut mereka pun lalu hendaknya mereka menjadi pemimipin yang sangat sederhana dan amanah dalam pengertian kasat mata.
9. Terbuka
Keterbukaan (candor) merupakan komponen penting untuk mendapatkan kepercayaan dari rakyat Indonesia. Saat seorangpemimipin jujur mengenai keterbatasan pengetahuan yang tidak ada seluruh jawabannya,maka ia akan memperoleh pemahaman dan penghargaan dari rakyatnya. Seorang pemimpin yang menciptakan iklim keterbukaan dalam kepemimpinannya adalah pemimpin yang mampu menghilangkan penghalang berupa kecemasan yang menyebabkan rakyat yang dipimpinnya menyimpan sesuatu yang buruk atas kepemimpinannya. Apabila presiden membagi informasi mengenai apa yang menjadi kebijakannya, secara tidak langsung ia memberlakukan keterbukaan sebagai salah satu tolak ukur dari “performance” kepemimpinannya.
10. Memiliki idealisme
Presiden dambaan rakyat Indonesia harus memiliki idealisme, artinya jelas ke mana atau ke arah mana ia ingin membawa yang dipimpinnya. Dalam hal ini wawasan kebangsaan harus dimilikinya dan menjadi pedoman baginya. Pemimpin harus mampu memahami apa yang menjadi tujuan perjuangan negaranya dan mampu menempatkan kepentingan rakyat yang dipimpinnya di atas kepentingan diri sendirinya. Ia harus memiliki komitmen kepada 2 hal di atas dan senantiasa berupaya mencapainya. Bagi bangsa Indonesia tujuan perjuangan itu jelas. Ia lahir bersama kemerdekaannya, seluruh sejarahnya dan oleh rakyatnya. Sifat bangsa Indonesia yang majemuk membuat pemimpin masa depan harus mampu menjadi pemersatu. Dalam hal kepemimpinan kebangsaan, seorang pemimpin harus menjadi pemimpin bangsa, bukan hanya mementingkan kelompok yang dipimpinnya atau suatu bagian dari bangsa. Seorang pemimpin di Indonesia harus memiliki wawasan kebangsaan dalam pengertian yang lahir pada Sumpah Pemuda tahun 1928.
11. Teladan dan Sumber Inspirasi
Seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan, dan sumber inspirasi bagi rakyatnya. Oleh karena itu, seorang pemimpin diharapkan berasl dari manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa, karena hanya di atas iman dan taqwa, pembangunan yang berakhlak dapat diselenggarakan. Pemimpin juga harus memahami dan menghayati kebudayaan bangsanya.
12. Berwawasan Luas
Seorang pemimipin rakyat harus memiliki pengetahuan atau “knowledge worker”, untuk dapat secara efektif membawa rakyatnya ke arah tujuan yang "diidealkannya". Artinya, seorang presiden harus memiliki pengetahuan antardisiplin dan memiliki pengalaman, serta secara bersamaan menerapkan pengetahuan yang berasal dari beberapa bidang untuk memecahkan masalah. Sehingga seorang pemimipin harus dapat mengkombinasikan pengetahuan yang berbeda-beda. Dengan demikian, pemimipin tesebut haruslah seseorang yang profesional. Ini berarti bahwa seorang pemimpin, bukan hanya mengerti teknik kepemimpinan, tetapi juga harus mampu menguasai bidang-bidang yang menjadi tanggung jawabnya untuk menyejahterakan rakyat Indonesia.
Seluruh 12 kriteria seorang presiden masadepan Indonesia diatas, sejatinya terdapat pada falsafah yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan kita, Ki HajarDewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Ketiga prinsip tersebut bermakna bahwa "seorang pemimpin harus berada di depan yang dipimpinnya (rakyat) untuk menjadi teladan, di tengah-tengah untuk membangun semangat (kemauan) rakyatnya , dan mengikuti dari belakang untuk memberi kekuatan (daya) kepada rakyatnya.
referensi: http://www.pewarta-indonesia.com